Mahasiswa Unair Ciptakan Alat Detektor Kebohongan dengan Hasil Lebih Akurat

Tim mahasiswa Universitas Airlangga atau Unair berhasil menciptakan inovasi pada alat detektor kebohongan dengan hasil yang lebih akurat.

Inovasi lie detector ini menggunakan sensor khusus dan poligraf sebagai pengukur detak jantung.

Melansir laman resmi Unair, Gina Yunita Pranosa selaku ketua tim mengatakan, lie detector yang sedang dikembangkan timnya menggunakan serat optik atau fiber optik sebagai pengukur detak jantung untuk mendeteksi kebohongan.

“Dengan menggunakan serat optik, kami bisa mendapat resultan deteksi kebohongan yang jauh lebih akurat,” ujar Gina seperti dikutip Tempo dari laman Unair pada Ahad, 18 Juli 2021.

Gina menuturkan, dalam rentang frekuensi detak jantung 50 sampai 300 bpm, timnya membuktikan tingkat linearitasnya hampir 100 persen. Selain itu, lie detector milik tim Gina juga memiliki desain sederhana, sehingga tingginya spesifikasi bisa dijangku dengan dinamis dan minim biaya fabrikasi.

Sepenuturan Gina, inovasi yang diciptakan timnya terilhami sebuah jurnal penelitian berjudul “Fiber Optic Sensor Heart Rate Detection”.

Lebih lanjut, Retna Apsari selaku dosen pembimbing tim mahasiswa pencipta lie detector mengatakan, pengembangan deteksi jantung berbasis serat optik tersebut pertama kali dikembangkannya di Laboratorium Fotonika FST Unair, bersama Fisikawan Unair lainnya, yakni Moh. Yasin dan Yhosep Ghita Yhun.

“Tentu harapannya bahwa inovasi ini dapat diaplikasikan secara maksimal di dunia forensik,” tutur Retna.

Selain itu, kata Retna, bersama dengan Departemen Fisika UGM, inovasi berbasis sensor optik tersebut juga bisa digunakan sebagai pendeteksi gerakan gunung berapi, dan telah mendapat dana penelitian dari RKI selama dua tahun. Saat ini, ia dan tim lie detector membuka peluang kerjasama dengan seluruh civitas akademika Unair, dan praktisis di luar Unair.

“Untuk memaksimalkan hasil penelitian yang berbasis sensor fiber optik, serta pendukungnya,” ujarnya.

Berkat menciptakan inovasi detektor kebohongan, Gina dan timnya berhasil menyabet medali emas dan Macedonia Special Awards untuk inovasi teknologi lie detector dalam kompetisi International Invention Competition for Young Moslem Scinetist 2021 (IICYMS 2021) yang diikuti 17 negara.

DELFI ANA HARAHAP

Tinggalkan Balasan