Vaksin Moderna Kini untuk Umum, Simak Tips Antisipasi Reaksinya

Kementerian Kesehatan mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 jenis Moderna untuk masyarakat umum di seluruh provinsi di Indonesia. Masih tersedia sekitar lima juta dosis dari sebelumnya Vaksin Moderna itu—yang dikenal dengan efikasinya di atas 90 persen–diprioritaskan sebagai booster bagi tenaga kesehatan.

“Vaksin Moderna yang dialokasikan pada pekan kedua Agustus 2021 ini untuk memenuhi kebutuhan dua dosis sekaligus,” kata juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, saat mengumumkan pendistribusian itu, Kamis 12 Agustus 2021.

Artinya, Nadia menegaskan, bagi masyarakat umum, Vaksin Moderna diberikan kepada peserta yang belum pernah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dia menerangkan, vaksin berbasis mRNA itu diberikan sebanyak dua dosis kepada peserta vaksinasi dengan interval selama empat pekan dari dosis pertama. Syaratnya, vaksin harus disimpan dalam mesin pendingin pada suhu minus 25 sampai dengan minus 15 derajat Celsius.

“Mempertimbangkan pentingnya hal tersebut, kami sampaikan permohonan kepada Pemda untuk memfasilitasi pelayanan vaksinasi Covid-19 Moderna bagi masyarakat, sehingga penanggulangan pandemi Covid-19 melalui intervensi vaksinasi dapat berjalan dengan baik,” kata Nadia.

Tentang penggunaan vaksin Moderna ini, praktisi klinik, edukator, pengamat kesehatan dan relawan Covid-19, Muhamad Fajri Adda’i, pernah mengingatkan bahwa setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap vaksin sehingga tidak bisa disamaratakan. Dia berharap masyarakat tidak perlu takut berlebihan.

“Reaksi-reaksi ini tidak terjadi pada semua orang, tergantung presentase masing-masing gejala jadi tidak perlu takut berlebihan,” ujar Fajri dalam keterangan resmi yang diterima ANTARA pada Minggu, 8 Agustus 2021.

Saat itu dia menerangkan, jika ada 1,2 juta orang tenaga kesehatan yang akan disuntik vaksin Moderna, maka akan ada 70 persen dikali 1,2 juta orang yang akan mengeluhkan nyeri, 50 persen gejala sistemik, 30 persen kelelahan, 1,3 persen ruam pada kulit, dan sebagainya. Termasuk,dia meminta mengantisipasi reaksi kerja vaksin melalui saluran getah bening.

Reaksi itu diyakinkannya merupakan reaksi yang wajar dan umum ditemukan vaksin lainnya, tidak hanya dengan Moderna, yang diberikan di otot (intramuskular). “Jadi pembesaran limfonodi juga dapat ditemukan pada vaksin lain, hanya saja kejadian pada vaksin dengan platform mRNA yang reaktogenisitasnya kuat termasuk paling sering,” kata Fajri yang juga seorang dokter itu.

Menurut Fajri, setiap orang mengenal keadaan tubuhnya. Jadi jika memang merasakan nyeri di lengan akibat reaksi imun lokal, disarankannya, hindari mengendarai kendaraan untuk mencegah kecelakaan.

Kejadian miokarditis (myocarditis) usai vaksinasi juga disebutnya sangat kecil yakni 26 banding 1.000.000. Dari kasus yang tercatat, reaksi peradangan pada jantung ini terjadi empat hari setelah divaksin sehingga, Fajri menyarankan, hindari olahraga berat di minggu-minggu pertama usai menerima suntikan vaksin Moderna.

“Istirahat, minum, dan makan yang baik. Jangan begadang sebelum dan setelah vaksinasi hingga beberapa minggu ke depan, hindari rokok, alkohol, dan zat-zat berbahaya lainnya,” katanya menguraikan.

Selain itu, Fajri menambahkan, pembentukan imunitas optimal membutuhkan waktu hingga satu bulan usai pemberian dosis pertama Vaksin Moderna, walau bervariasi masing-masing individu. “Sehingga diharapkan pola hidup sehat minimal selama itu baik pada dewasa muda maupun lansia,” katanya.

Tinggalkan Balasan